Rabu, 22 Oktober 2014

RUNTUHNYA SAKRA



A.  KERUNTUHAN SAKRA (SAKRA BEDAH)
Karangasem menyadari, kendati pun Sakra yang semulahanya daerah kecil di wilayah kekuasaannya, akan tetapi memilikiketangguhan yang lebih dibandingkan Pejanggik. Sakra sangat solid,merupakan pedaleman tunggal dan tidak memiliki pedaleman lain di bawahnya, oleh karena itu wilayahnya sqngat utuh. Maka tidak mudah mengalahkan Sakra dengan kekuatan konvensional. Dengandemikian Karangasem benar-benar mempersipakan diri. Berbagai perlengkapan senjata seperti bedil dan kapal (dengan nama Sri Cakradan Sri Mataram) dibeli dari Singapura. Selain itu, untuk menambahkekuatan didatangkan pasukan dari Karangasem dan Kelungkung.Karangasem memerlukan persiapan sekitar tiga tahun untuk dapatmelawan Sakra sambil melancarkan serangan-serangan kecil kewilayah Sakra. Seolah-olah hanya kekuatan kecil itu yang dimilikiKarangasem, hingga saat itu pun tiba.Serangan balik dilancarkan oleh Raja Muda Mataram A.AGde Karangasem. Satu demi satu desa diserang oleh Karangasemyang dilengkapi senjata bedil. Tiap desa yang dilalui penduduknyadipaksa menjadi tameng. Sebagai prajurit profesional, mereka tidak langsung menusuk ke jantung pertahanan Sakra, melainkanmengggelar strategi Sapit Urang untuk mengepung Sakra.Setelah melalui Rarang, Suradadi, Padamara, maka pangkalandi Kopang dipindahkan ke Masbagik. Setelah itu menaklukan PenedeGandor, mereka pun memasuki wilayah Surabaya. Meskipun PeSiraga Perkanggo Surabaya yang perkasa itu melakukan perlawananyang gagah berani, akan tetapi tidak berdaya menghadapi pasukanyang lengkap bersenjata bedil. Keadaan itu memaksa Pe Siraga
Lokasi desa Sakra memang dipilih dengan pertahanandikelilingi oleh kali yang dalam di sebelah timur, sisi selatan dan barat. Sedangkan di sebelah utara berderet bukit-bukit sebagai benteng alam. Pasukan dari Kelungkung setelah menyapu Mujur,Ganti, dan Beleka maju terus melalui Jerowaru dan Mendana. Lalu berhenti berkemah di sebelah barat sebelah kali Palung yang dalam.Di sebelah timur tepatnya di bukit Selong, berkemah para prajuritPagutan dan Pagesangan. Barulah kemudian pasukan induk menduduki bukit-bukit di sebelah utara untuk perang urat saraf dimalam hari dengan menggelar pesta dan mendatangkan penari Joget.A.A. Gde Karangasem menerapkan strategi Gelar Perang Garuda Ngelayang. Para prajurit tameng yang terdiri dari orang-orang Sasak,mereka juga ditugaskan untuk terus menerus membuat gangguandengan serbuan setiap hari. Pengepungan yang berbulan-bulan tanpaserangan besar-besaran benar-benar menyebabkan prajurit Sakramenjadi frustasi. Orang Sakra yang tidak mengerti strategi perangmerasa tak habis pikir ketika siang dan malam pihak Bali terusmenerus menembakkan bedilnya, Pipian Langit, dan ditertawakansebagai orang kaya yang membuang-buang mesiu. Mereka tak mengerti strategi perang urat saraf sementara bantuan yangdiharapkan dari Goa dan Sumbawa tak kunjung datang karena kurang koordinasi.Akhirnya prajurit Sakra tak punya pilihan lain kecuali keluar mengamuk tanpa aturan melawan prajurit-prajurit Sasak sendiri yangdipergunakan sebagai tameng hidup oleh prajurit Bali.
Sementara orang Bali sendiri berada pada barisan belakang mempergunakansenjata lengkap. Pada pertempuran tersebut, Raden Nuna GedeLancung beserta saudaranya gugur di sisi barat. Sementara di sebelahtimur yang dipertahankan oleh Raden Benta, Raden Mombek, danRaden Bentabonter juga mengalami nasib yang sama. Begitu pula dengan pasukan induk di sebelah utara, meskipun mampu merobohkan begitu banyak prajurit-prajurit Bali akan tetapi jugamengalami nasib yang sama.Setelah banyak prajurit-prajurit tangguh Sakra yang tewas, barulah prajurit-prajurit Bali maju dan memasuki Sakra dengan membawa perlengkapan senjata lengkap. Puri yang hanya tinggaldan dipertahankan oleh Pe' Siraga juga jebol dan diratakan dengantanah. Seluruh bangsawan Sakra mati, kecuali para kanak-kanak yang sebelumnya telah diungsikan ke Korleko. Pe Siraga sendiritewas sementara Raden Bini Ringgit menyiapkan pusakanya danuntuk pertama kalinya meminta ampun kepada suaminya sebelum puputan sabil. Raden Bini Ringgit meminta bantuan pada suaminyauntuk menyelamatkan anaknya yang masih bertempur di dalam desa,akan tetapi Karaeng Manajai menemukan putranya sudah tewas.Pemban Bini Ringgit karena sudah sepuh dan tua gagal puputan sabil, dengan mudah ia ditangkap dan ditahan sebagaisandra yang sangat berharga di Taman Kelepug (Mayura) dandidampingi oleh anak tirinya. Perang Sakra ini berlangsung pada tahun 1824-1828 M meluluhlantakkan Sakra. Perang ini disebut"Peresak". Kerajaan Sakra dianggap runtuh dan hanya berumur 50tahun, terhitung sejak 1780 M hingga dengan 1
828 M. Setelahkekalahannya, pihak Sakra kemudian menjalin dan membinahubungan baik dengan kerajaan Karangasem.

BAB XI
KERAJAAN KARANGASEM BALI DI PULAU LOMBOK

A.  BERDIRINYA KARANGASEM BALI DI LOMBOK 
Permintaan bantuan dariArya B anjar Getas memuluskanKarangasem untuk menanamkan pengaruhnya di Lombok.Sebenamya sejak semula Bali ingin menempati pulau Lombok  bagian barat dengan mengirim rakyatnya secara besar-besaran.Kemenangan yang diperoleh di Tanak Beaq dan adanya perjanjianTimur Juring dan Barat Juring berarti kerajaan Karangasem Balimemiliki posisi yang semakin mantap di Lombok.Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas Lombok,rombongan orang-orang Bali datang ke Lombok yang dipimpin olehtiga serangkai yaitu I Gusti Ketut Karangasem adik raja Karangasemsebagai pimpinan rombongan, Pedanda Gde Ketut Subali sebagai pimpinan agama, dan Mas Poleng sebagai pengurus masalah-masalah pembangunan dan pertanian. Berdirinya kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) karenaorang-orang Bali sudah semakin banyak di Lombok.
Akhirnya,vorang orang Bali di wilayah kekuasaannya mendirikan beberapa buah desa yang merupakan kerajaan kerajaan kecil seperti kerajaanSingasari (Karangasem Sasak) dengan rajanya Anak Agung Ngurah Made Karang (1720 M), kerajaan Mataram, dengan rajanya bernama Keluarga Raja dan Para Bangsawan Anak Agung Bagus Jelantik, ke- Sumber :  Pulau Lombok dalam Sejarah rajaanPagesangan, dengan rajanya bernama Anak Agung Nyoman Karang,kerajaan Pagutan, dengan rajanya bernama Anak Agung WayanSidemen, dan kerajaan Sengkongo, dengan rajanya bernama Anak Agung Ketut Rai.

B.  BERKEMBANGNYA KARANGASEM BALI DI LOMBOK 
Kerajaan Karangasem bali menunjuk wakilnya di Lombok yaitukerajaan Singasari (Karangasem Sasak).  Hubungan antarakerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapaikemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini raja Singasari mendirikan Pura Meru di Singasari pada tahun 1774 M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di dalam sebuah pemerintahan federasi.  Pagesangan biasanya berposisi sebagai Patihsedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari Pagutan,sedangkan Kuripan terpencil sendirian.Adapun pemerintah kerajaan Singasari (1740-1838 M) berturut-turut diperintah oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made Karangasem (I, II, dan III). Pada masa inilah terjadigelombang perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran.Dalam menjalankan pemerintahannya, untuk urusan ke bawahdiserahkan kepada para punggawa. Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak diserahkan kepada petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota pelabuhan banyak dikunjungi pedagang irar.
Hal ini dianggapnya sebagai penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan dan kekuasaannya, Singasarimenaklukan Sekongo'pada tahun 1803 M. Singasari mengangapdirinya lebih mampu sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkanmaju. Raja Singasari mempunyai empat orang anak, yang  sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung Ayu Putri yang dikawinkan dengan anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa Cokorda yangdidampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.

C.  PERLAWANAN KEDIRI
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing amarahKediri, sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan danmempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, lerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini dibocorkan oleh I Raspa. IRaspa adalah voorang kawula Kediri sebagai pemegang gadai sawahGde Banawi dari kaula Singasari. Pada 1804 M Singasari mengirimekspedisi ke Kediri.Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke Pasengan.Kediri mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. PasukanKediri dipimpin oleh Sura Tresna dan Walamuka. sedangkan pasukan Singasari di bawah pimpinan Wiryalunglungan dan PurusaPakasutan. Pasukan Singasari terdesak mundur sampai ke sungaiBabak tetapi setelah datangnya balabantuan dari Mataram,Pagesangan dan Pagutan. Akhirnya Kediri dapat dikalahkan. SetelahKediri habis terbakar, Sura Tresna muncul dari utara danmengangkat senjata. la rela mati demi membela kehormatan dankemerdekaan negerinya.


D.  PERLAWANAN SAKRA
Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Buleleng menyebabkan raja Karangasem I, Gusti Gde Ngurah Lanang, pergi menuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari pada tahun 182
4 M. Hal ini menimbulkan kecurigaan pada pihak Mataram dan Pagutan karena menganggap Raja Karangasem tersebut akan menempatkan seluruh Lombok di bawah kekuasaannya. Timbullah saling curiga yang kemudian berlanjut menjadi perselisihan.Kondisi ini dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas Panji Komala. Pada tahun 1826 M, Raja Sakra mengumumkan perang melawan Singasari (kerajaan Karangasem Sasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalaurahasianya terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisahkarena anak gadisnya akan diperistrikan raja-raja di Mataram.Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali (Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan).
Permakluman tersebut ditolak oleh Karaeng Manajai (ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan tersebut karena memangsebelumnya Mas Panji Komala lebih berpihak kepada ibunya. Sepertitelah dikisahkan sebelumnya, salah seorang putra raja Goa bemamaKaraeng Manajai diperintahkan untuk mencari jodoh dari kalangan keluarganya yang ada di Lombok. Karaeng Manajai dibekali sebuah keris pusaka dan sebuah cincin. Sesampai di Lombok, Karaeng Manajai menghadap kepada dua orang bersaudara Meraja Kusumadan Dewa Laki Orpa dan mengeluarkan pusaka tersebut. Ternyata keris dan cincin tersebut sangat cocok dimiliki.Akhirnya Karaeng Manajai dikawinkan dengan Dene Bini Ringgit (Putri Dewa Laki Orpa, Pemban Mas Hang Pijot). Dari perkawinan tersebut, lahirlah dua orang anak bernama Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti Nyanti. Dewa Mas Panji Komala terlahir sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi Sasak. Karaeng Manajai kawin lagi dengan orang Mate'naling yang bernama Bunga sehingga hubungan dengan Dene' Bini Ringgit semakin renggang. Oleh sebab itu, anak-anaknya memihak kepada ibunya. Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa nasehat Karaeng Manajai tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang berakhir dengankehancuran Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan Dewa MasPanji Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari Karangasem.Raden Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak danmengintimidasi desa-desa Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan Praya.Rencana penyerangan Sakra ke Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan terdengar oleh Singasari.
Akhimya perselisihan yangterjadi segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan Sakra. Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja Singasari berjanji, bahwa apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka daerahLombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa, danorang-orang yang membantunya. Pada tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara Sakra dengan Karangasem Lombok di Kopang. Pasukan Sakra terpukul mundur dan Kopang dijadikan lautan api oleh Singasari. Setelah itu pasukan Singasari beserta sekutunya bergerak ke pusat pertahanan Sakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar dan RajaMenjeli dari Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing pelabuhan. Bantuan terpaksa mendarat di Labuan Lombok akan tetapi didesak mundur sampai Sumbawa. Sakra terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusaha untuk membuka kepungan musuh dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak berhasil dan terdesak, kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang sangat kritis, Dewa Mas Panji Komala menyerukan jihad fisabilillah. Pasukan Singasari dan sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya Dene' Bini Ringgitditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari (TamanMayura).Sesuai dengan janji yang diikrarkan oleh raja, setelah peperangan usai, maka daerah kekuasaan dibagi dengan perincian berikut: (1) Mataram diberikan desa-desa yang berada di sebelahtimur sungai Babak, (2) Pagesangan diberikan desa-desa Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya, (3) Pagutandiberikan desa-desa seperti Batujai, Batukliang, dan Batutulis, (4)Sedangkan sisanya adalah wilayah kekuasaaan Singasari.

E.  RUNTUHNYA SINGASARI
Setelah perang Sakra, ternyata perselisihan lama kembalitersulut yang mengakibatkan terjadinya perpecahan antar merekasendiri. Di sisi lain, ketikakerajaan Gunung Sari dipersatukan dengan kerajaan Mataram oleh kerajaan Singasari. Kerajaan Mataram tidak dapat menerima keputusan tersebut. Tindakan sewenang-wenangserta adanya gejala untuk menghapus kerajaan-kerajaan kecilmenyebabkan pihak Mataram mulai mendekati dan mempengaruhidesa Kopang, Batukliang, Praya, Sakra dan lain-lain untuk menggempur Singasari. Secara umum dapat dikatakan bahwa, penyebab keruntuhan kerajaan Singasari sebagai berikut :
1.    Masing-masing kerajaan tersebut merasa paling baik.
2.    Tindakan Dewa Cokorda yang kurang baik seperti: perbuatanyang tidak senonoh dengan saudara kandungnya sendiri.Kemudian, selalu merusak serta merampas daerah kerajaanMataram dengan membuat hutan perburuan baru yangmempersulit rakyat Mataram mencari kayu dan alang-alang.Pemerintahannya juga kurang adil sehingga menyebabkanKopang dan Praya lebih dekat dengan pihak Mataram daripada Singasari.
3.    Kebencian Pagesangan kepada Singasari karena hampir semua keluarga Raja Pagesangan tewas. Hanya seorang yang dapat lolosdan melarikan diri ke teluk di Sumbawa. Ketika terjadi perebutan wilayah antara Penujak (termasuk wilayah Singasari) dengan desa Kateng (termasuk wilayahMataram), maka pada tahun 1838 M, raja Mataram memaklumkan perang kepada Singasari. Maklumat tersebut ikut mempengaruhi desa Batukliang, Kopang, Praya dan Sakra. Selanjutnya kerajaanMataram dibantu oleh kerajaan Pagesangan dan Pagutan. Mereka juga didukung oleh Kapten King, pedagang Inggris dan nakhodakapal yang bernama Ismail. Kemudian Karangasem Bali juga mendatangkan 6.000 pasukan untuk membantu Mataram. Sedangkan pihak Singasari dibantu oleh Lange (pedagang Denmark) dan seorang pedagang dari Skotlandia. Dalam peperangan tersebut, Mataram berada dalam keadaankritis setelah tewasnya Raja Sepuh I Gusti Karangasem III di Rumak.Pada saat itulah Sakra bergabung dengan Kuripan membantuMataram dalam menggempur Singasari. Kerajaan Singasari dikepungdari segala jurusan, seluruh penghuni Singasari melakukan puputan di Sweta. Dalam peperangan ini, istana Singasari dibakar dan semuakeluarga raja tewas kecuali dua orang anaknya yang masih kecil,seorang perempuan dan laki-laki, mereka kemudian dibawa keKarangasem Bali. Sedangkan Gusti Gde Dangkin, Patih Singasari,tewas di Pamotan. Kerajaan Singasari menyerah kalah terhadapkerajaan Mataram pada tahun 1839 M.

BAB XII
KERAJAAN MATARAM

A.  BERDIRINYA MATARAM
Kekalahan Singasari telahmengangkat derajat kerajaanMataram. Orang-orang yangmembantu Mataram diberi hak otonom serta diangkat menjadi pejabat, seperti Gusti Wanasari,Gusti Gde Wanasara, SangWahayan Lebah yang diangkatmenjadi Punggawa dan.SangBonaha yang diangkat menjadiPatih.Pada tahun 1839 M Sang Bonaha dipengaruhi oleh Langesehingga berbalik melawanMataram. Sementara untuk membunuh sang Bonaha sangatlahsulit karena ia konon saktimandraguna. Namun raja tidak kehilangan akal, ia mengancam bangsawan Batujai dan akan diturunkan kastanya jika dalam waktu
3  bulan tidak mampu membunuh Sang Bonaha. Sehari sebelumancaman berakhir Mamiq Salim berhasil membunuh Sang Bonahayang A. A. Ketut Karangasem dikatakan sakti mandraguna.Dari kalangan orang Sasak, Dene' Batu Laki dan Dene' LakiGaliran dari Kuripan diberikan hak otonomi di bagian sebelah timur sungai Babak dan sungai Belimbing. Begitupula Kopang, Mantang,Rarang, Praya diberi hak otonomi tanpa membayar pajak keMataram.

B.  BERKEMBANGNYA MATARAM
Kerajaan Mataram sebagai penguasa tunggal di pulau Lombok berturut-turut diperintah oleh tiga raja. Raja yang pertama Anak Agung Ketut Karangasem IV (1838-1850 M), yang mengkonsolidasikan Mataram sebagai kerajaan tunggal yang bercorak  sentralistik dan represif. Raja kedua adalah Anak Agung Made Karangasem (1850-1872 M), di bawah raja inilah dilakukanrenovasi atas Taman Kelepug menjadi Taman Mayura. Dibangun pula Pura Meru, Tamaiq Suranadi, Lingsar, dan dirintisnya pembangunan Taman Narmada yang diberi ukir kawi dan selesaitahun 1866 M. Kemudian Cakranegara (negara yang sudah bulat bersatu) ditata sebagai pusat pemerintahan. Raja terakhir yang paling bungsu adalah Anak Agung Gede Ngurah Karangasem (1872-1894M), yang dinobatkan sebagai raja dalam usia 70 tahun lebih.Raja Mataram mengawini Dende Aminah dan namanyadiganti manjadi Dende Nawangsasih (Nawang artinya tahu, Sasihartinya bulan). Perkawinan tersebut konon berdasarkan petunjuk gaib. Dende Aminah alias Dende Nawangsasih terkenal sangat taatmenjalankan agamanya, dia sangat berpengaruh kepada suaminya,sehingga diizinkan untuk mendirikan sebuah masjid yang dibangundekat Taman Mayura. Dia diperkenankan juga mendatangkanseorang guru agama.Gurunya bernama Guru Baok alias Haji Moh. Yasin dariKelayu. Dende Aminah memiliki penasehat spiritual dari Arab bernama Sayid Abdullah.
Dari perkawinan dengan raja Mataram ini kemudian lahir seorang anak bernama Gapul atau Imam Sumantri yang terkenal sebagai Datu Pangeran.Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya, karena dengan mudahnya memerintah orang Sasak untuk ngayahmembangun berbagai tempat peribadatan tetapi banyak pula perkanggo Sasak menjadi kaya raya. Pada saat ini, Matarammengubah nama Singasari menjadi Cakranegara (negara yang bulat).Orang Islam bebas beribadah bahkan di Ampenan dibangun sebuahmasjid. Selain itu, didatangkan pula guru qur'an dan hadits.
Mataram menjadi penguasa seluruh Lombok, termasuk mempersatukan kerajaan-kerajaan yang dulu dibagi-bagikan, yaitu, kerajaan Pagesangan, Pagutan dan Kediri. Kemudian keraton barudibangun di tempat bekas keraton kerajaan Singasari, dan dinamakan Puri Ukir Kawi yang dihuni oleh A.A. Gde Ngurah Karang  Asem  dibantu oleh seorang anaknya yaitu A.A. Made Karangasem, sedangPuri Mataram dihuni oleh anaknya yang lain yaitu A.A. Ketut Karangasem, sang putera mahkota calon pengganti ayahnya.

C.  SISTEM PEMERINTAHAN MATARAM
Pada awalnya, susunan pemerintahan Mataram adalahsebagai berikut:Berbagai ketentuan yang berlaku :
1.    Punggawa atau perkanggo diangkat dan diberhentikan oleh raja, berdasarkan keturunan disamping kecerdasan dan keberaniannya.
2.    Pemekel dan keliang diangkat perkanggo oleh penggawa, berdasarkan keturunan dan wibawa di dalam masyarakat dan atasnasihat pemuka masyarakat.
3.    Penghasilan perkanggo atau penggawa berasal dari pemberianizin tanah yang tidak terbatas kepada rakyat yang dikerjakansecara gotong royong atau sebagai penggarap.
4.    Bagi perbengkel dan keliang mempunyai tanah pecatu, yangdapat dibedakan atas pecatu pusaka dan pecatu mider.
5.    Soal perselisihan antara wilayah masing-masing punggawa, perkanggo, perbekel, dan keliang, diberikan wewenang untuk menyelesaikannya sendiri. Jika tidak dapat diselesaikan sendirimaka harus diajukan ke struktur yang lebih tinggi.
6.    Perkanggo dan punggawa diberikan wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan pada wilayah masing-masing.
7.    Perkanggo juga diberikan wewenang dan diwajibkan untuk mengumpulkan upeti/ membayar pajak bentuk natura. Rakyatyang diwajibkan membayar upeti hanyalah golongan yangmemiliki tanah.
Untuk pekerjaan pembuatan, perbaikan ataupun pemeliharaan jalan, rakyat Sasak jugalah yang diwajibkanmelakukan ngayah. Ngayah adalah sejenis kerja rodi. Rakyatdisuruh membangun berbagai tempat ibadah, jalan¬jalan, jembatan, rumah-rumah para raja maupun orang Bali. Selain itu juga sering kali diikutkan berperang membela/membantukerajaan bila diperlukan.

D.  PERANG MATARAM-PAGUTAN
Salah seorang putra raja Mataram yang sudah dewasadilamarkan seorang putri bernama Ayu Bulan dari Pagutan. Akantetapi lamaran tersebut ditolak oleh pihak Pagutan. KeberanianPagutan menolak lamaran tersebut karena dijanjikan bantuan olehKuripan. Apabila terjadi peperangan melawan Mataram, pihak kuripan bersedia membantu Pagutan. Kerajaan Mataram merasadilecehkan oleh peristiwa tersebut, akhirnya peperangan pun tak dapat dihindari. Pada tahun 1839 M, Raja Pagutan, Gusti Ketut Putradengan beberapa orang keluarganya tewas. Hingga perang usai, bantuan dari Raja Kuripan Dene' Laki Batu tidak kunjung datang.

E.  PENGHANCURAN KEKUASAAN SASAK 
Peristiwa peperangantersebut sangat disesalkan olehMataram. Semua itu terjadikarena ulah Kuripan. AkhirnyaMataram mencabut hak otonomiyang diberikan kepada seluruhdesa-desa termasuk Kuripan,Praya, Kopang, Mantang, Rarangdan lain-lainnya. Mataram beranggapan bahwa pemberianotonomi itu pada akhirnya akanmenimbulkan malapetaka bagi pemerintahan Mataram.
Mataram menjadi sangat hati-hati karena ia menyadari betul apabilakekuatan Sasak bersatu di bawah kekuatan Islam maka bisamenimbulkan malapetaka bagi Mataram. Kemudian Mataram melakukan upaya adu-domba.
1.    Peperangan KuripanSiasat tersebut kemudian mulai dijalankan. Satu persatukerajaan Sasak ditaklukan. Pertama diawali dari Kuripan. Kuripandiundang oleh Mataram akan tetapi Dene' Laki Batu dan Dene' BatuGaliran membawa para patih dan punggawa. Dalam pertemuantersebut pihak Mataram menyerahkan wilayah sebelah timur sungaiBelimbing menjadi bagian dari kekuasaan Kuripan, sedangkanwilayah sebelah barat sungai itu akan dikurangi. Kuripan mintawaktu untuk berpikir. Setelah pulang mereka sepakat untuk menolak  permintaan tersebut. Pada undangan yang kedua Dene' Laki Batu dan Dene' Laki Galiran dapat dibunuh pada tahun 1840 M. WilayahKuripan diperintah langsung oleh kedua putri Dene' Laki Batu,masing-masing Dende Rada dan Dende Sumekar yang selanjutnyadibawa ke Mataram, sedangkan anak laki-laki Dene' Laki Batu menghilang.
2.    Perang Praya I ‡Penaklukan selanjutnya diarahkan ke Praya yang dipimpinoleh Raden Wiracandra. Berkali-kali Raden Wiracandra ke Mataram,tetapi setiap kedatangannya selalu membawa pengiring yang sangat banyak dan bersenjata lengkap. Praya sudah menyadari bahwamalapetaka bagi dirinya hanya menunggu giliran saja. Praya sudahtidak tahan lagi memelihara persahabatan dengan Mataram.Beberapa hal yang menjadi sebab perang Praya I ini antaralain:
a.    Kerajaan Mataram merobek-merobek (melanggar) perjanjianantaraArya Banjar Getas dengan I Gusti Ketut Karangasem. 
b.    Daerah kekuasaan Banjar Getas sejak lama telah digerogotisedikit demi sedikit dengan mendirikan desa-desa otonomdibawah perintah langsung dari Mataram.
c.    Dalam usahanya untuk menguasai seluruh Lombok, KerajaanMataram selalu menjalankan politik adu domba antara para pemimpin Sasak.
d.   Raden Wiracandra difitnah akan menyerangMataram.Usaha terakhir Mataram untuk menaklukkan Praya secarahalus, adalah dengan melamar putri Raden Wiracandra yang ditolak oleh Praya. Maka untuk menyerang Praya, raja Mataram menghasutdesa-desa tetangganya untuk memusuhi Praya.Akibat hasutan Mataram itu, seolah-olah Kopang danBatukliang itu menjadi musuh utama bagi Praya, maka Prayamenyerang Batukliang dan Kopang. Kedua desa itu mendapat bantuan dari Mataram di bawah pimpinan Ratu Gde Wanasara yangdidampingi oleh I Made Rai dan Gusti Made Kaler.
Untuk menghindari korban yang lebih banyak, terutama anak-anak danwanita, maka raja Mataram memerintahkan supaya Praya ditunggu di perbatasan Praya dan Batukliang. Wilayah Praya dikepung oleh pasukan Batukliang, Kopang dan Mataram serta diperkuat pasukandari Batujai, Suradadi, Penujak, Jonggat Puyung, Rarang, dan Sakra. Hampir setengah tahun lamanya terjadi perang tiada berkesudahan, sehingga menimbulkan bencana kelaparan. Beberapa orang pasukanyang keluar untuk mencari makanan dibunuh oleh para musuh. Halitu menyebabkan Raden Wiracandra dan pembantunya gelisah.Mereka bertekad untuk perang fisabilillah. Pada peperangan tersebut, Raden Wiracandra tewas. Pasukan rakyat yang fanatik,dibawah pimpinan Haji Umar menjalani perang fisabilillah.Semuanya gugur di medan perang. Raden Tunggul, putra dari RadenWiracandra dapat meloloskan diri dan pergi ke Bugis. Para putri- putri Raden Wiracandra dan tawanan yang lain dan sebagian lagi dibuang ke Bali dan Tanjung (Lombok Utara), beberapa dari mereka ada pula yang dibunuh. Sejak itu Praya berada di bawah kekuasaan Anak Agung Gde Ngurah, raja Karangasem. Sedangkan di Praya diangkat seorang pimpinan dari keturunan  Banjar Getas bernama Mamiq Sapian. Hancurnya kerajaan Praya menambah martabat Kopang danBatukliang. Hal ini tidak menyenangkan raja Mataram. Politik pecah-belah terus dijalankan. Beberapa tahun setelah perang Praya pertama, Jero Wirasari pimpinan Kopang, dipanggil ke Mataram. Ketika Jero Wirasari berangkat bersama para pengiringnya, iadidakwa dan difitnah akan memberontak ke Mataram. Raja memerintahkannya untuk ke Pemenang (Lombok Utara) dan tanpa disadari kemudian dikeroyok dan dibunuh oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan Gusti Ketut Ning. Jenazahnya dimakamkan oleh para pengiringnya di Pemenang. Sejak saat itu Kopang mengalami kemunduran. Rencana Raja Mataram untuk menguasai desa demi desasemakin menjadi jadi, sehingga ia tidak lagi membedakan kawanatau lawan, yang penting tujuannya tercapai dengan mudah dancepat. Satu-persatu sekutunya dihancurkan. Hal ini sangatmenggelisahkan para pemimpin Sasak. Mereka tidak dapat bersatuakibat politik Mataram yang sangat cerdik.Lima bulan setelah Kopang, tiba giliran Batukliang menuaimasalah. Raden Sumintang diminta datang ke Mataram. Para bangsawan dan pembantunnya melarang beliau datang ke Mataramuntuk memenuhi surat panggilan dari Anak Agung Mataram itu.Setelah tiga kali surat diterima dan tidak dihiraukan juga; makaMataram mengirim pasukan di bawah pimpinan Gusti Made Sangkauntuk menangkap Raden Sumintang dalam keadaan hidup atau mati.Agar Batukliang tidak bernasib seperti Praya, Raden Sumintangmenyerahkan diri di Aik Gering kepada pasukan yang akanmenangkapnya. Disitulah beliau dibunuh oleh Gusti Made Sangka.Melihat Radennya dibunuh, para pengiringnya bernama Tati'Engkis tidak dapat menahan diri lalu mengamuk. Tetapi baru dapatmenewaskan seorang musuh, ia pun tewas. Jenazah RadenSumintang dimakamkan di Batukliang.
3.    Perang Kalijaga. Sebab-Sebab Terjadinya Sebelum dilantik menjadi raja, Anak Agung Gde Ngurah Karangasem berfikir bagaimana cara agar dua golongan yang berbeda agama bisa berdamai. Atas petunjuk gaib dalam pertapaan di Batu Bolong, ia bermimpi saat itu kejatuhan bulan di Kalijaga. Anak Agung Gede Ngurah Karangasem bersama Gusti Gde Wanasara kemudian melamar Dende Aminah dari Desa Kalijaga Lombok Timur. Dende Aminah dipercaya sebagai pemegang Wahyu Kedaton Selaparang. Dende Aminah merupakan putri dari Dea Guru, seorang pemuka Islam yang terkenal shaleh. Baliau adalah saudara dari Dea Meraja, pemimpin desa Kalijaga. Dea Guru dan Dea Meraja menolak lamaran itu karena sudah dijanjikan bantuan oleh Raja Amir dariDesa Mamben dan Raden Kardiyu dari Korleko bila nantinya diserang oleh Mataram. Anak Agung Gde Ngurah berkirim surat kepada Dea Gurudan Dea Mraja untuk datang ke Mataram, tetapi undangan itu ditolak, karena datang ke Mataram berarti mati. Penolakan surat tersebut sangat menyakitkan hati raja. Maka siasat lamapun dijalankan, "Pecah dan Kuasai". Perlawanan Kalijaga Atas berbagai pertimbangan, akhirnya surat pemanggilantersebut dipenuhi. Maka diutuslah Raden Kardiyu dim Raden Amir ke Mataram. Sesampainya di Mataram, mereka diterima oleh PatihGusti Wanasara. Meskipun tanpa bukti, mereka dituduhmemberontak. Kemudian mereka diikat dan dibawa ke Sema(Kuburan Bali) untuk menjalani hukuman mati. Ternyata merekatidak mempan senjata. Gusti Wanara melaporkan kejadian yangsangat aneh ini kepada Raja. Rajapun mengampuni keduanya dengansyarat agar supaya mereka berdua bersedia menangkap Dea Raja dan Dea Guru dalam keadaan hidup atau mati.Demikianlah, Mamben dan Korleko pun menyerang Kalijaga. Namun serangan itu dapat ditahan oleh Kalijaga. Raden Amir danRaden Kardiyu tersadar, bahwa mereka harus berpihak kepadaKalijaga. Akhirnya mereka pun berbalik melawan Mataram. Mereka berencana menyerang kedudukan Mataram di Pringgasela dengan beberapa strategi : Dari Barat Daya dipimpin oleh Dea Mraja dibantu olehRaden Kardiyu, Mamiq Lisah, Mamiq Putra, Pun Kebiandan Raden Nuna Darmasih. Dari Arah Timur dipimpin oleh Dea Guru dibantu oleh Raden Amir, Pe Sumping, Mamiq-Dalu, Papuq Lokah,Amaq Kedian, Mamiq Mesir, dan Pe Rumah. Ketika peperangan  berlangsung, RadenAmir dan Raden Kardiyu ingat janjinya sehingga berbalik melawan Kalijaga. Raden Amir, Raden Kardiyu, Pe Sriyaman yang membela Mataram memukul mundur pasukan. Kalijaga untuk kemudian membakar  Kalijaga. Dea Meraja dan puterinya Raden Muna Darmasih melarikan diri naik perahu ke Bima, sedangkan Dea Guru bersama putrinya, Dende Aminah dan beberapa orang pengiringnya bersembunyi di dalam sebuah goa di hutan Bungus Bawi, namun musuh dapat menemukannya, sehingga mereka dapat dibunuh. .

F.   MATARAM MENEGAKKAN KEKUASAAN
Sistem pemerintahari yangdigunakan pada masa itu adalah pemberian hak otonomi terbataskepada desa di wilayah Timur Juring. Setiap desa mengangkat para pemuka desa untuk memungut upeti dan pajak, tetapimereka mendapat pengawasanlangsung dari seorang Bali.Untuk memantapkan dan menegakkan kekuasaannya, Anak Agung membuat peraturan- peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan tentang pertanahan. 2) Menghapus gelar "Raden" bagiorang Sasak. 3) Menghapus prasasti dan silsilah bagi orang Sasak. 4) Memperluas perjudian sabung ayam. 5). Pembagian harta peninggalan didasarkan patriarkat (dalam pengertian bahwa jika seseorang meninggal dengan tidak mempunyai anak laki-laki, maka  harta peninggalannya itu menjadi hak milik raja). 6). Pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak. 7). Pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.

G. RUNTUHNYA KERAJAAN MATARA
Atas kondisi tersebut, parapemuka SasakmemintapemerintahHindia-Belanda untuk ikut campur dalam menangarii perangLombok. Setelah menerima permintaan bantuan persenjataan bagirakyat Sasak, pemerintah Belanda mengirimkan utusannya untuk melihat secara langsung keadaan orang-orang Sasak. Dalam peninjauannya di Pulau Lombok itu, Liefrinck melaporkan keadaan yang sesungguhnya, yaitu terjadi berbagai penderitaan seperti terjadinya bencana kelaparan dan wabah penyakit yang menimpaorang-orang Sasak.
Laporan dari Liefrinck, utusan pemerintah Belanda tersebut, sangat berpengaruh atas pemerintahan dan kekuasaan Bali diLombok. Laporan ini ditanggapi dengan sangat teliti oleh pemerintah Belanda di Batavia. Belanda pun sangat perlu untuk ikut campur menyelesaikan perang Lombok. Belanda berupaya untuk mempertemukan orang Sasak dan Mataram, akan tetapi menemui jalan buntu. Akhirnya Belanda mengeluarkan ultimatum yang memberatkan Mataram. Padamulanya Mataram menolak permintaan tersebut, akan tetapikemudian meminta menunda jawaban. Pihak Mataram selalu mengulur-ulur waktu. Melihat gelagat tersebut, Belanda mendaratkan pasukannya di Ampenan. Maka man tidak mau, ultimatum tersebutharus diterima.
Setelah itu, Belanda menggelar pasukannya dan memindahkan markasnya di tanah lapang di muka Pura Meru agar  pembicaraan berjalan cepat dan lancar. Belanda memaksa pihak Mataram untuk menandatangani surat perjanjian yang disaksikan oleh pemuka-pemuka  Sasak.  Jenderal Van Ham menemui para pemuka Sasak tersebut di Sisik Labuhan Haji, dan meminta merekaagar datang ke Cakranegara. Akan tetapi pemuka-pemuka Sasak menolak undangan tersebut. Setelah mendapat penjelasan secaralangsung dari Panglima pasukan, akhirnya para pemuka Sasak menyepakati untuk datang ke Mataram dengan mengirim dua orangutusan.Adapun isi perjanjian antara Mataram dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843 M sebagai berikut :  (1). Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas pulau Lombok. (2).Mataram tidak lagi melakukan hak adat tawan karang.(3). Mataram akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda. (4). Mataram tidak lagi kontak atau melakukan perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya. (5).Sebagai imbalan-Mataram diberi hak otonomi penuh oleh Belanda dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok. Kedatangan utusan Sasak tersebut justru meninggalkan permasalahan baru. Mereka justru meninggalkan tempat perundingandan memulai peperangan. Keadaan ini menyebabkan banyak pasukanBelanda meninggal, salah satunya Jenderal Belanda adalah Jenderal Van  Ham.
Pada tahap selanjutnya, Belanda mengirim ekspedisi yangsempurna dan melakukan penyerangan terhadap Mataram dari berbagai penjuru. Serangan Pada tahun 1894 M tersebut berhasilmenghancurkan dan membakar puri hingga hampir rata dengantanah. Mataram kemudian dapat ditaklukkan.Peristiwa penting yang terjadi pada waktu itu ialahditemukannya keropak(naskah lontar) Desawarnama yang kemudianterkenal dengan nama Negarakertagama. Menurut Brandes, naskahini diketahui sebagai satu-satunya naskah yang berisi gambaran paling lengkap tentang kerajaan Majapahit.(Secara umum sebab-sebab kekalahan Mataram, akan dijelaskan pada Perang Lombok, Bab berikutnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar